Cerita Brigjen Eddie Nalapraya yang Menolak Uang Suap Seniali Dua Mobil Mewah

Jakarta - Banyak pejabat terseret korupsi dan menerima sogokan. Sedikit yang berani menolaknya.

Ini kisah Mayor Jenderal (Purn) Eddie Nalapraya yang berani menolak uang suap setara dua mobil mewah.

Ceritanya sekitar tahun 1980-an. Eddie masih berpangkat Brigadir Jenderal dan menjabat Kepala Staf Kodam Jaya. Suatu hari, ada seorang perwira menemuinya di kantor.

Ternyata orang itu mengantarkan uang hasil ruislag atau tukar guling tanah milik TNI.

Jumlahnya tidak main-main. Ratusan juta rupiah kalau dihitung dengan nilai sekarang.

"Waktu itu nilainya cukup untuk beli dua sedan mercedes," kata Eddie saat berbincang dengan merdeka.com di kediamannya, Senin (24/1) lalu.

"Saya tanya ini uang apa? Dia bilang ini uang untuk Bapak saja, bisa dipakai untuk dana taktis atau terserah Bapak," beber Eddie menirukan orang itu.

Eddie menolaknya. Dia meminta agar uang itu diserahkan ke komandan. Dia tak mau ikut-ikutan.

"Jangan kamu kasih ke saya, itu namanya suap," tegas Eddie.

Bersyukur Tak Menerima Sogokan


Waktu berlalu, Eddie sudah lupa pada peristiwa dan uang tersebut. Setahun kemudian ternyata kasus itu jadi perkara hukum. Banyak pejabat yang diperiksa dan kemudian dicopot dari jabatannya.

Eddie bersyukur tak mengambil uang itu. Kalau diambil, pasti dia sudah terseret kasus korupsi.

Walau Eddie tak menerima duit suap, tetap saja ada beberapa orang yang berbisik-bisik di belakangnya. Masak sekelas brigadir jenderal dan Kepala Staf Kodam Jaya tidak kebagian uang proyek?

Menurut Eddie saat itulah seolah pertolongan Tuhan datang. Di tengah ramainya kasus itu, dia malah dipromosikan naik pangkat jadi mayor jenderal.

"Ini buktinya saya tidak bersalah. Kalau saya bersalah dan ikut menikmati uang itu, pasti saya tidak akan naik pangkat, yang ada pangkat saya justru diturunkan," kata prajurit Kudjang Siliwangi yang sudah bertempur sejak berusia 16 tahun itu.

Mobil Tjakrabirawa

Ada kisah lain soal Eddie. Saat itu dia masih berpangkat Kapten dan menjadi ajudan Panglima Kodam Siliwangi.

Tahun 1960-an. Eddie mengaku ditawari mobil Jeep Willys oleh seorang asisten panglima.

"Waktu itu kan kalau mau menghadap Panglima harus lewat saya sebagai ajudan. Ada yang minta tolong lalu menjanjikan. Eddie nanti kamu saya kasih Jeep," kenang Eddie.

Eddie kemudian mengetahui jika mobil yang akan diberikan itu ternyata mobil yang digunakan oleh seorang pembantu letnan. Dia menolak karena tidak tega jika harus mengambil hak orang lain.

"Masak mobil sudah dirawat dan dipakai oleh orang lain, tiba-tiba untuk saya. Saya tidak mau ambil yang bukan hak saya," kata Eddie.

Setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965, Eddie mengikuti seleksi untuk menjadi perwira pengawal Jenderal Soeharto.

Dia diterima karena pengalaman tempurnya di Sulawesi dan baru pulang mengikuti misi pasukan Garuda di Kongo.

Sebagai pengawal Jenderal Soeharto (kelak Presiden RI), Eddie malah akhirnya mendapat sebuah jip Toyota yang nyaris masih baru.

Mobil itu milik Resimen Tjakrabirawa yang kemudian dibubarkan oleh Orde Baru.

"Dulu saya tolak Jeep Willys yang sudah tua, gantinya malah saya dapat Toyota eks Tjakrabirawa," kenang Eddie.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apakah Benar Jika Jenazah Walt Disney di Bekukan? Berikut Kisahnya

Mengetahui Sejarah kampung "Londo Ireng" Kampung Afrika di Purworejo

KIsah Peninggalan Belanda Sebuah Bangunan SD Negeri 02 Pancoran Mas, Depok