Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Mengenal Sejarah Bus Legendaris "Djangkar Bumi", Transportasi Warga Gunung Kidul Dan Sekitarnya

Jakarta - Wilayah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikenal memiliki medan jalan yang penuh tanjakan dan tikungan. Apalagi lokasinya yang sebagian besar berada di daerah perbukitan membuat kondisi itu tak dapat terhindarkan. Namun hal itu tak menjadi halangan bagi perusahaan bus "Djangkar Bumi". Dengan berbagai pertimbangan itu, pada tahun 1968 mereka membuka layanan transportasi umum untuk masyarakat Gunungkidul dan sekitarnya. Jadi perintis transportasi umum di Gunungkidul, layanan bus "Djangkar Bumi" mampu berjalan melintasi arus zaman dan dapat bertahan hingga kini. Berikut kisah selengkapnya: Awalnya Menggunakan Truk Menurut Bowo Prantoyo, anak tertua pendiri perusahaan Djangkar Bumi, (alm) Sugiyanto, dulu ayahnya merupakan seorang sopir. Pada tahun 1955/56, Sugiyanto kemudian membeli Truk Ford keluaran tahun 1953. Melansir dari Busnesia.com, dengan angkutan tersebut dia membuka layanan jasa angkutan barang arang kayu serta has

Mengetahui Ceng Beng, Sebuah Tradisi Ziarah kubur Etnis Tionghoa Untuk Menghormati Leluhur

Jakarta - Masyarakat Tionghoa memiliki banyak tradisi yang masih dilakukan hingga sekarang. Selain Imlek, masyarakat Tionghoa juga memiliki tradisi ziarah kubur yang biasa dilakukan setiap tanggal 4 atau 5 April. Tradisi Ceng Beng atau sembahyang kubur merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa. Tradisi ini merupakan perwujudan sikap masyarakat Tionghoa yang sangat mencintai dan menghormati leluhurnya. Lalu, apa tradisi ini dan bagaimana sejarahnya? Yuk, simak ulasan berikut. Mengutip berbagai sumber, tradisi Ceng Beng atau yang juga dikenal dengan Festival Qing Ming ini diperkirakan bermula sejak zaman Kekaisaran Zhu Yuan Zhang, pendiri Dinasti Ming. Zhang saat itu berasal dari keluarga yang sangat miskin. Karena itu, ketika membesarkan dan mendidik Zhu Yuan Zhang, orangtuanya meminta bantuan kepada sebuah kuil. Saat beranjak dewasa, Zhu Yuan Zhang memutuskan untuk bergabung dengan pemberontakan Sorban Merah, sebuah kelompok pemberontakan anti-Dinasti Y

Asal-usul Pulau kalimantan Dinamai Borneo, Beriikut Penjelasannya

Jakarta - Kalimantan merupakan salah satu kepulauan di Indonesia yang memiliki banyak destinasi, budaya, plants, fauna, dan keunikan lainnya. Siapa yang tidak mengenal Pulau Kalimantan? Selain menjadi salah satu dari 5 pulau terbesar di Indonesia, Kalimantan merupakan pulau terbesar nomor tiga di dunia! Masyarakat dunia khususnya mereka yang disebut kaum 'bule' juga banyak yang mengenal Kalimantan, namun dengan penyebutan nama Borneo Lantas, mengapa Kalimantan disebut sebagai Borneo dan bagaimana asal usul dari penamaan Kalimantan terhadap pulau yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa tersebut? Simak Ulasannya Sebagai Berikut. Sejarah Penyebutan Borneo Berbagai sumber dan literatur menyebutkan terdapat beberapa alasan mengapa Kalimantan disebut oleh orang luar dengan sebutan nama Borneo. Pertama adalah pendapat yang didasarkan pada banyaknya tumbuhan penghasil bahan baku minyak wangi dan antiseptik yakni Pohon Borneol, yang memiliki nama latin Dryobalanops

Mengenali Budaya Tari Piring Dari Minangkabau, Sebuah Tarian Untuk Mengucap Kepada Dewa

Jakarta - Tari Piring merupakan tari tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Seperti namanya, tarian ini menggunakan piring sebagai properti. Dilansir dari jurnal berjudul Tari Piring di Pandai Sikek, Sebuah Tinjauan Pewarisan karya Wirma Surya, hampir seluruh wilayah dataran tinggi Sumatera Barat memiliki Tari Piring "Tari Piring ini hampir sama pola dan gaya gerak, namun ada beberapa perbedaan yang menggambarkan karakteristik lingkungan masyarakat tempat Tari Piring itu berasal,"tulis Surya.   Sejarah Tari Piring Dilansir dari Tari-tarian Tradisional Nusantara karya Indrawati, Tari Piring dipercaya telah ada di Kepulauan Melayu lebih dari 800 tahun yang lalu. Tarian ini telah muncul di Sumatera Barat dan berkembang hingga ke zaman Sriwijaya. Keberhasilan Majapahit dalam menaklukkan Sriwijaya membuat tari ini berkembang hingga ke negeri-negeri Melayu. Orang-orang Sriwijaya yang melarikan diri ke berbagai tempat membuat tarian ini akhirnya men