Mengetahui Kisah Perang Dunia ke-1 Dan Alasan Mereka Berperang?
Jakarta - Untuk memahami siapa saja yang berperang di Perang Dunia I, kita perlu
menelusuri kembali jalannya perang besar dunia ini. Konflik pertama
antara negara-negara industri besar ini mengakibatkan setidaknya sepuluh
juta tentara tewas dan sedikitnya 21 juta dimutilasi.
Mengerikannya konflik ketika itu membuat sejarawan Australia Paul Ham
kemudian menulis bahwa, bahkan untuk para pemenang Perang dunia I,
perang "menghancurkan peradaban kita". Tidak hanya perang secara
dramatis mengubah bentuk masyarakat pada saat itu, dampaknya terus
bergema sepanjang abad ke-21.
Bagaimana Perang Dunia I dimulai?
Secara umum dipahami bahwa penyebab langsungnya adalah pembunuhan Franz
Ferdinand, Pengaran Austria-Hongaria. Kematiannya di tangan Gavrilo
Princip, seorang nasionalis Serbia yang memiliki hubungan dengan
kelompok militer rahasia yang dikenal sebagai Tangan, mendorong kekuatan
militer utama Eropa menuju perang.
Konflik lokal itu secara signifikan berubah menjadi lebih rumit, karena
adanya kelompok aliansi yang secara bertahap dibentuk antara
negara-negara besar.
Pada 1914, aliansi di enam kekuatan utama Eropa bergabung menjadi dua kelompok besar. Inggris, Perancis, dan Rusia membentuk Triple Entente.
Sementara Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia membentuk Triple Alliance. Ketika negara-negara ini saling membantu setelah pembunuhan Franz Ferdinand, deklarasi perang mereka menghasilkan efek domino.
Rangkuman kronologi perang dunia I sebagai berikut:
-28 Juni 1914 - Gavrilo Princip membunuh Franz Ferdinand.
-28 Juli 1914 - Austria-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia.
-2 Agustus 1914 - Kekaisaran Ottoman (Turki) dan Jerman menandatangani perjanjian aliansi rahasia.
-3 Agustus 1914 - Jerman menyatakan perang terhadap Perancis.
-4 Agustus 1914 - Jerman menginvasi Belgia, membuat Inggris menyatakan perang terhadap Jerman.
-10 Agustus 1914 - Austria-Hongaria menginvasi Rusia.
- Ketika perang berlangsung, tindakan agresi lebih lanjut menarik
negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, ke dalam konflik.
Sementara banyak negara lain, termasuk Australia, India, dan sebagian
besar koloni Afrika, mulai menentang perintah koloni penguasa kekaisaran
di tanah air mereka.
Mengapa AS ikut perang?
Kongres AS mendeklarasikan perang terhadap Jerman pada April 1917. Presiden Woodrow Wilson "telah berusaha sekuat tenaga untuk menjaga negara itu tidak masuk dari konflik.
Terlepas dari kengerian yang meluas di AS atas laporan surat kabar tentang kekejaman Jerman terhadap warga sipil, keyakinan umum pada masa awal perang adalah bahwa pria Amerika tidak boleh mempertaruhkan nyawa mereka dalam perang Eropa.
Tapi, itu semua mulai berubah pada Mei 1915, ketika sebuah U-boat Jerman meluncurkan torpedo dan menenggelamkan kapal penumpang Inggris Lusitania saat melintasi Atlantik. Insiden ini menewaskan 1.198 dari 1.962 orang di dalamnya.
Serangan itu memicu kejutan dan kemarahan di seluruh dunia. Di antara yang tewas adalah 128 orang Amerika. Hal ini memberikan tekanan besar pada pemerintahnya untuk meninggalkan sikap netralnya terhadap konflik tersebut.
Perubahan dalam pandangan publik membuat masuknya AS ke dalam perang tak terhindarkan. Delapan minggu kemudian Kongres menyetujui sebuah resolusi, yang menyatakan perang terhadap Jerman.
Tokoh-tokoh utama Perang Dunia I
The Guardian mengidentifikasi enam orang yang, dari perspektif Inggris, yang memiliki peran terbesar dalam peristiwa yang mengarah pada pecahnya perang dunia I.-Kaiser Wilhelm II, "penguasa kekaisaran Jerman dan kerajaan Prusia yang pemarah dan berpikiran militer". Dia memiliki "kecurigaan yang besar terhadap concept" di Inggris, Perancis, dan Rusia.
-David Lloyd George, Menteri Keuangan Inggris, yang "awalnya cenderung melawan" akhirnya berbalik menjadi pendukung utama aksi militer melawan Jerman.
-Tsar Nicholas II dari Rusia, yang mendapati dirinya terjebak antara kesetiaan Rusia kepada Serbia, dan keinginannya untuk menghindari perang di benua itu.
-Archduke Franz Ferdinand, yang "ingin memperkuat tentara Austria" tetapi tidak ingin memusuhi Serbia.
-Herbert Asquith, Perdana Menteri Inggris yang memimpin negara itu ke dalam perang, dan digantikan oleh Lloyd George pada Desember 1916.
-Edward Grey, Menteri luar negeri Inggris yang "tidak efektif dalam upayanya untuk memperingatkan Jerman agar tidak mengancam netralitas Belgia pada 1914".
Komentar
Posting Komentar